Jika Markup terbukti, Whoosh Hutang Siapa?

Kereta Cepat Whoosh – Foto: Dok. KCIC.

ACEH CONNECT | JAKARTA — Secara perlahan Menteri Keuangan Purbaya semakin menunjukkan kemampuannya, sebagai pengganti Sri Mulyani mantan Menteri Keuangan RI sebelumnya. Bagaimana tidak, setelah Purbaya menolak hutang Whoosh (kereta cepat) dibiayai APBN berbagai pihak masa Jokowi seperti diminta pertanggung jawaban.

Tertangkap di layar tv nasional (17/10), Jokowi bergeming saat awak media bertanya tentang hutang Whoosh yang membengkak. Meski China dikabarkan telah menyetujui langkah restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh.

Namun proses restrukturisasi ini masih menunggu pembentukan tim restrukturisasi melalui penerbitan Keputusan Presiden (Keppres) dari Presiden Prabowo Subianto. Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan. Sebagai pihak yang turun tangan langsung dalam realisasi awal proyek Whoosh di masa pemerintahan Presiden RI ke-7 Joko Widodo, Luhut telah berkoordinasi dengan pihak China menyangkut restrukturisasi tersebut.

“China itu hanya bilang, ‘kita akan mau terus sampai ke Surabaya kalau kalian jadi menyelesaikan masalah restructuring ini segera’. Saya bilang waktu ke China 3 bulan lalu, ‘oke, tapi tinggal tunggu Keppres, supaya timnya dikerjakan’,” kata Luhut, dalam acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025).

Berbagai sumber media mengungkapkan, janji Jokowi akan kereta Whoosh tidak akan merugi. Analis kebijakan publik Agus Pambagio mengungkit janji Jokowi tersebut, soal proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) tidak akan rugi, meski studi kelayakan menunjukkan proyek itu tak feasible.

Pemerintah pun sedang mencari skema atau jalan keluar pembayaran utang proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) atau Whoosh, belum lagi ada dugaan markup pada proyek tersebut.

Mahfud MD mengungkap dugaan mark up dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dengan biaya per kilometer jauh lebih tinggi dari estimasi Cina. Pemerintah diminta menyelidiki dan mengatasi utang yang membengkak.

Sebagaimana yang dilansir Bisnis.com Kamis, 16 Oktober 2025. Mantan Menkopolhukam, Mahfud MD menyebut ada dugaan mark up anggaran dalam proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh. Mahfud menyampaikan Indonesia memperhitungkan pembangunan kereta cepat US$52 juta per kilometer, sedangkan berdasarkan perhitungan Cina biaya per kilometer US$17 juta-18 juta.

“Dugaan mark upnya gini. Menurut pihak Indonesia, biaya per 1 KM kereta Whoosh itu 52 juta US dolar. Tapi di Cina sendiri hitungannya 17 sampai 18 US dolar. Naik tiga kali lipat kan,” ungkapnya dalam akun YouTube Mahfud MD Official.

Hingga kini, utang pokok proyek Whoosh mencapai Rp 81,3 triliun. Akankah membebankan dan menyeret pertanggungjawaban PT. KAI, dan bagaimana jika dugaan markup itu terbukti. [**].

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *