Ketika Muslim Menang Siapa Meradang

Zohran Mamdani, Walikota New York terpilih.

JAKARTA — Ketika masyarakat AS mulai memilih berdasarkan kerja nyata bukan lagi sentimen agama, di beberapa kota di Amerika dimungkinkan muslim menang. Namun di semua negara apalagi negara  super power, presidennya biasa ambisius dan melakukan manuver politik untuk menggerus suara pada calon yang dikehendakinya.

Pemilu di kota New York membuktikan sentimen agama bukan lagi prinsip, siapa mampu membuktikan kerja nyata itu yang terpilih. Sebagai yang dilansir Kabar Muslim dan dikutip media ini, Rabu 5 Nopember 2025.

Di bawah sirene yang tidak pernah benar-benar tidur, New York City kembali menulis bab baru dalam kisah politik Amerika. Udara musim gugur membawa dingin khas Timur Laut, tetapi di TPS-TPS yang tersebar dari Bronx hingga Staten Island, antrean warga justru terasa hangat—dipenuhi percakapan, harapan, dan kecemasan.

Bukan hanya karena pemilihan wali kota selalu menjadi penanda kekuatan politik kota terbesar di Amerika, tetapi karena untuk pertama kalinya, seorang Muslim menjadi kandidat terkuat dalam pertarungan tersebut.

New York: Zohra​n Mamdani dan Detik-Detik “Too Early to Call”

Nama Zohran Mamdani, politisi Demokrat keturunan Uganda-India, sudah lama dikenal sebagai aktivis yang vokal dalam isu keadilan sosial.

Malam itu, layar besar di kantor kampanyenya berkali-kali menampilkan satu frasa: “Too Early To Call.” Suasana tegang, tetapi optimistis.

Hingga akhirnya data sementara menunjukkan angka mengejutkan:

1. Zohran Mamdani (D): 486.741 suara (50.2%)

2. Andrew Cuomo (I): 396.177 suara (40.8%)

3. Curtis Sliwa (R): 79.281 suara (8.2%)

Total suara sementara mendekati 970.049, dan Mamdani berada di posisi terdepan.

Warga Queens mengenalnya bukan sebagai politisi elite, tetapi sebagai tetangga yang turun langsung menyuarakan masalah transportasi, perumahan rakyat, hingga diskriminasi.

Mengapa Ini Penting bagi Muslim Dunia?

Kemenangan dua tokoh Muslim ini bukan sekadar pencapaian personal. Ia mencerminkan transformasi sosial Amerika:

– Masyarakat mulai memilih berdasarkan kerja nyata, bukan sentimen agama

– Muslim masuk ruang-ruang pengambilan keputusan strategis

– Politik Amerika semakin mencerminkan keragaman warganya.

Dalam banyak wawancara, Hashmi dan Mamdani sama-sama menolak dianggap “simbol agama,” dan lebih memilih dilihat sebagai pemimpin publik.

Namun keberadaan mereka otomatis membuka pintu bagi generasi muda Muslim yang selama ini merasa tidak terwakili.

Dikutip dari detikNews 5/11, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan membatasi dana federal untuk Kota New York jika kandidat dari Partai Demokrat, Zohran Mamdani, menang dalam pemilihan wali kota. Trump juga menyerukan dukungan kepada rival Mamdani, Andrew Cuomo.

“Sangat kecil kemungkinan saya akan menyumbang dana federal, selain dari jumlah minimum yang diwajibkan,” ujar Trump ketika bicara mengenai ‘jika Mamdani memenangkan pemilihan’ di media sosialnya sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (4/11/2025).

Sementara itu hasil Pilwalkot New York yang digelar hari, Selasa (4/11) waktu setempat. Zohran Mamdani memenangkan pemilihan, dan menjadikan dirinya sebagai Pemimpin Muslim pertama kota New York AS. [Tr|CM].

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *