Himatara dan Himahesa UINAR Bedah Film “The Black Road” (Jalan Hitam) “Kilas Balik Kuasa Kekerasan Negara Terhadap Rakyat Aceh”

Film yang memiliki durasi 52 menit tersebut menggambarkan perjuangan Kombatan GAM untuk melepaskan diri dari Indonesia

Pemutaran Film Dokumenter Berjudul “The Black Road,” (Jalan Hitam) yang Bertajuk “Kilas Balik Kuasa Kekerasan Negara Terhadap Rakyat Aceh,” Sebelum Acara Bedah Film

Banda Aceh, Acehconnect.com – Rabu, 27/09/2023 – Himpunan Mahasiswa Hukum Tata Negara (Himatara) berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah (Himahesa) Universitas Islam Negeri Ar-Raniry (UINAR) Banda Aceh, menggelar acara Bedah Film “The Black Road,” (Jalan Hitam) yang bertajuk “Kilas Balik Kuasa Kekerasan Negara Terhadap Rakyat Aceh.”

Menurut Ketua Himatara, Rieza Alqusri, acara yang dihadiri oleh sekitar 70 orang mahasiswa dari berbagai jurusan di lingkungan UINAR itu, bertujuan untuk menambah wawasan para mahasiswa tentang konflik antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) beberapa dekade lalu. Acara tersebut berlangsung di Ruang Teater Gedung A Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UINAR.

Untuk memberi pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah konflik yang terjadi di Aceh itu, tiga pemateri diundang sebagai pembicara. Mereka adalah Haekal Afifa, Direktur Institut Peradaban Aceh; Iping Rahmat Saputra, Dosen FSH UINAR dan peneliti Hak Asasi Manusia (HAM) Aceh; serta Azhari, pendiri Aceh Documentary.

Acara dimulai pada pukul 09.30 WIB dengan pemutaran film dokumenter berjudul “The Black Road,” yang diproduksi oleh William Nessen dari Australia pada tahun 2005. Film yang memiliki durasi 52 menit tersebut menggambarkan perjuangan Kombatan GAM untuk melepaskan diri dari Indonesia.

Salah Seorang Pemateri, Iping Rahmat Saputra, Memberikan Penjelasan dan Pendapatnya tentang Isi Film Dokumenter Berjudul “The Black Road,” yang Diproduksi oleh William Nessen dari Australia

Setelah pemutaran film, para pemateri memberikan penjelasan dan pendapat mereka tentang isi film itu. Haekal Afifa yang berbagi pengalaman pribadinya, menyebutkan bahwa film tersebut mengingatkannya pada trauma yang pernah dialami dan telah mengubah pandangannya terhadap negara.

Sementara itu Iping mempertanyakan, “Kenapa bisa manusia tega mempraktekkan ke manusia lain perbuatan yang tidak manusiawi?” Kepada para mahasiswa Ia menghimbau “Kalian yang beridentitas sebagai mahasiswa harus melihat kilas balik dari apa yang terjadi di masa lalu untuk melihat fakta dan kebenaran”

Selanjutnya Azhari menekankan pentingnya film tersebut dengan mengatakan, “Tanpa keberadaan film ini, orang di luar Aceh tidak akan pernah mengenal apa yang sebenarnya terjadi di Aceh.”

Ketua Himahesa, Aulia Rahmatullah mengharapkan melalui acara itu, para mahasiswa tidak hanya memperoleh pemahaman mendalam tentang sejarah Aceh yang dinamis, tetapi juga dapat ikut merasa empati terhadap korban konflik antara GAM dan TNI pada masa lalu. “Dengan acara ini kita harap para mahasiswa dapat menyadari pentingnya menjaga kenangan sejarah dan belajar dari pengalaman masa lalu yang berharga,” tegasnya. (t.gahara)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *