Foto : Doc. Ac (20/5)
Banda Aceh, Acehconnect.com – Hubungan antara Bank Syariah Indonesia (BSI) Regional Aceh dan para wartawan di Aceh dinilai belum terjalin dengan baik. Hal itu sering dirasakan oleh para jurnalis di Aceh, karena manajemen BSI Regional Aceh tidak tersentuh. Beberapa wartawan mengungkapkan hal tersebut kepada media ini pada Senin, 20 Mei 2024.
Keluhan tersebut muncul setelah beberapa media melaporkan dugaan tindakan diskriminatif terhadap wartawan oleh BSI Regional Aceh. Media AcehGlobal.com mengangkat berita bahwa Chief Executive Officer (CEO) BSI Regional Aceh, Wachjono, diduga telah melakukan tindakan diskriminatif terhadap wartawan di Banda Aceh.
Peristiwa itu terjadi saat Pimpinan BSI Aceh yang baru menggelar pertemuan terbatas dengan sejumlah wartawan di Gedung Landmark BSI di Jalan Daud Beureueh, Kuta Alam, Banda Aceh, pada Jumat sore (17/5/2024). CEO Wachjono, yang baru beberapa hari bertugas di Aceh menggantikan CEO lama, Wisnu Sunandar, diduga telah bersikap diskriminatif dan terkesan memecah belah media di Bumi Serambi Mekkah.
Sumber-sumber di kalangan wartawan menyebutkan bahwa Wachjono menggelar pertemuan dengan sejumlah pimpinan organisasi pers di Aceh dan hanya mengundang dua wartawan media cetak lokal. “CEO BSI Regional Aceh menggelar pertemuan dengan pimpinan organisasi pers di Aceh dan hanya dua wartawan media cetak lokal yang diundang,” ungkap seorang sumber.
Humas BSI Regional 1 Aceh, Nasruddin, tidak memberikan tanggapan saat dikonfirmasi melalui telepon seluler pada Jumat (17/5/2024). Sementara itu, Head of Stakeholder Management & Media Relation BSI Regional Aceh, Dian Budi Wijaksono, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp pada Jumat (17/5/2024), membenarkan adanya pertemuan tersebut. “Betul, ada pertemuan, namun hanya dengan organisasi media seperti PWI dan lainnya. Saat ini organisasi dulu,” kata Dian.
Langkah ini dinilai oleh beberapa awak media sebagai tindakan yang dapat memicu perselisihan antara media besar dan media lokal lainnya. Oleh karena itu, berbagai pihak menginginkan adanya klarifikasi langsung dari BSI Regional Aceh agar pada masa-masa mendatang hal tersebut tidak terulang lagi dan BSI Aceh tidak dipandang sebagai bank yang anti kritik. Selama ini, kehadiran BSI di Aceh dinilai hanya mengambil keuntungan tanpa menjalin komunikasi yang baik dengan wartawan, berbeda dengan masa ketika Bank Mandiri, BNI, dan BRI masih beroperasi di Aceh.
Perlu dipahami bahwa wartawan tidak bekerja tegak lurus dengan organisasi, tetapi menjalankan profesi sesuai tugas jurnalistik yang tegak lurus dengan perusahaan pers. Untuk mencari tahu kebenaran, apakah BSI lebih mementingkan ketua lembaga pers dan perusahaan pers daripada memperhatikan wartawan di lapangan, tim redaksi Acehconnect.com berusaha menemui Humas BSI Nasruddin pada Senin, 20 Mei 2024.
Melalui satuan pengaman, Nasruddin menyampaikan permohonan maaf karena sudah berada di ruang rapat dan sedang dalam acara. Tim Acehconnect menitipkan pesan agar setelah rapat Nasruddin memberi kabar, namun hingga sore hari tidak ada tanggapan. Hingga berita ini diturunkan pada tengah malam, Senin 20 Mei 2024, Nasruddin belum memberikan kabar apapun.
BSI perlu mempertimbangkan bahwa beberapa media online dan cetak sering meliput kegiatan BSI, termasuk BSI Cabang Banda Aceh. Selama ini, para wartawan di Aceh tidak pernah bermasalah dalam peliputan. Pertanyaannya, apakah Humas BSI memiliki daftar media yang sering meliput dan memberitakan BSI atau sudah merasa cukup dengan segelintir media yang telah dikategorikan sebagai kolega BSI saja. [Tr].