Aceh Connect | Lhokseumawe — Dunia keuangan kembali bergetar. Harga emas internasional resmi menembus level USD 4.005 per troy ounce, sebuah rekor baru yang menandai fase kepanikan sekaligus euforia di pasar global.
Dengan kurs tengah Rp 16.575 per dolar AS, nilai emas dunia kini setara dengan Rp 66,45 juta per ounce atau sekitar Rp 2,13 juta per gram. Angka ini menempatkan emas sebagai komoditas paling “bersinar” di tengah gelombang ketidakpastian ekonomi dunia.
Kenaikan tajam ini tidak lepas dari meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, kekhawatiran atas perlambatan ekonomi Amerika Serikat, serta pelarian modal besar-besaran dari pasar saham ke aset lindung nilai seperti emas.
> “Ini bukan sekadar reli harga, tetapi sinyal kuat bahwa investor global sedang kehilangan kepercayaan pada mata uang kertas,” ujar Fawwaz, seorang trader muda asal Kota Lhokseumawe, kepada awak media.
Lonjakan harga emas global ini juga mulai terasa di pasar domestik. Harga emas Antam hari ini melonjak signifikan hingga Rp 1,5 juta per gram, mengikuti arah pergerakan emas dunia yang semakin liar.
Banyak investor ritel di Indonesia kini mulai memburu emas batangan, sementara toko emas di berbagai daerah melaporkan lonjakan permintaan hingga dua kali lipat dibandingkan pekan sebelumnya.
Sejumlah pengamat memperkirakan, jika tren ini terus berlanjut dan The Fed tetap mempertahankan suku bunga tinggi, harga emas berpotensi menembus USD 4.200 per ounce sebelum akhir tahun.
> “Pasar sedang mencari ‘benteng terakhir’. Dan saat ini, benteng itu adalah emas,” tulis laporan harian Financial Times, Rabu 8 Oktober 2025. [ZH].











