Foto: Pemandangan mobil-mobil yang terbakar di ruang pamer, di tengah protes yang dipicu oleh kemarahan di kalangan penduduk asli Kanak atas amandemen konstitusi yang disetujui di Prancis yang akan mengubah siapa yang diperbolehkan berpartisipasi dalam pemilu, yang dikhawatirkan oleh para pemimpin lokal akan melemahkan suara Kanak, di Noumea, New Kaledonia, 21 Mei 2024, dalam tangkapan layar ini diperoleh dari video media sosial. (via REUTERS/Instagram @ericpaidjan)
Jakarta, Acehconnect.com – Situasi darurat terjadi di negara dekat Papua RI, Kaledonia Baru. Kerusuhan maut terjadi sejak pekan lalu. Hal ini membuat Prancis turun tangan. Negara ini dulunya adalah bekas jajahan Prancis.
Dalam update AFP, Presiden Emmanuel Macron dilaporkan tiba di kepulauan Pasifik tersebut, Kamis (23/5/2024) yang dikutip dari CNBC Indonesia, pagi waktu setempat. Ia dilaporkan akan terjun langsung meredakan ketegangan setelah sembilan hari kerusuhan mematikan.
“Tujuan saya… adalah untuk berada di sisi masyarakat sehingga, secepat mungkin, kita bisa mendapatkan kembali perdamaian, ketenangan, dan keamanan,” katanya.
Ia sendiri dijadwalkan berbicara dengan para pemimpin politik dan bisnis. Sebelumnya Prancis sendiri telah mengumumkan keadaan darudat di Kaledonia Baru dan mengirimkan militer ke sana.
Akses TikTok diblokir. Jam malam juga telah diterapkan untuk meredam situasi.
Perlu diketahui, kericuhan di Kalidonia Baru bermula ketika parlemen Prancis menyetujui penduduk Prancis yang tinggal di sana selama 10 tahun diberikan hak pilih dalam pemilu. Keputusan ini dikecam masyarakat adat Kanak penduduk asli Kaledonia Baru yang menganggap kebijakan itu akan membuat pengaruh politik mereka kian menyusut.
Gejolak politik itu menimbulkan penjarahan toko serta pembakaran gedung dan mobil terjadi di sejumlah tempat di Kaledonia Baru. Pada 19 Mei lalu, ratusan orang dilaporkan terluka dan enam orang tewas termasuk anggota polisi.
Tiga dari enam orang yang tewas dalam kerusuhan itu adalah pemuda Kanak yang ditembak oleh warga sipil bersenjata. Komisi Tinggi Prancis sebelumnya menyebut telah terjadi konfrontasi antara pengunjuk rasa Kanak dan kelompok bela diri bersenjata atau milisi sipil yang dibentuk untuk melindungi diri mereka sendiri.
Viro Xulue, bagian dari kelompok masyarakat yang memberikan bantuan sosial kepada warga Kanak lainnya di tengah krisis, mengatakan kejadian ini bak perang saudara di tahun 1980-an. Kala itu kerusuhan besar-besaran dan membuat masyarakat ketakutan.
Senin lalu Komisi Tinggi Perancis di Kaledonia Baru mengatakan bahwa bandara tetap ditutup untuk penerbangan komersial. Mereka bahkan akan mengerahkan militer untuk melindungi gedung-gedung publik.
“Ada sekitar 3.200 orang menunggu untuk meninggalkan atau memasuki Kaledonia Baru karena penerbangan komersial dibatalkan akibat kerusuhan yang terjadi pekan lalu,” tulis Reuters.
Selasa, Australia dan Selandia Baru mulai mengevakuasi warga negaranya. Pesawat pemerintah kedua negara itu tiba di tengah penutupan bandara untuk komersial.
Australia mengatakan sudah mendapat izin untuk negaranya mengirimkan pesawat evakuasi ke Kaledonia Baru. Selandia Baru yang sudah melakukan penerbangan evakuasi sebelumnya, berjanji akan mengirimkan penerbangan baru beberapa hari mendatang.
“Izin telah diterima untuk dua penerbangan keberangkatan yang dibantu pemerintah Australia hari ini bagi wisatawan Australia dan lainnya untuk meninggalkan Kaledonia Baru,” kata Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong dalam sebuah postingan di media sosial.
“Warga Selandia Baru di Kaledonia Baru menghadapi hari-hari yang penuh tantangan dan memulangkan mereka merupakan prioritas mendesak bagi pemerintah,” kata Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters. [].