Acehconnect.com | Banda Aceh. — Jika ikan busuk, busuknya ikan itu di kepala. Kita harus bebaskan rakyat dari ketakutan, pastikan subsidi itu sampai kepada seluruh rakyat Indonesia yang membutuhkan. Kita akan kawal pemanfaatan anggaran dengan menggunakan digital modern, kita pangkas semua kemungkinan korupsi. Itu kata awal pidato kenegaraan perdana Prabowo usai dilantik, Minggu 20 Oktober 2024.
Prabowo memberi isyarat seakan KPK akan diperkuat, karena Prabowo berulang kali menyampaikan jangan ada yang bermain pada APBN. Pidato Prabowo juga seakan memberi jawaban, pada diskusi yang digelar 1 hari sebelumnya melalui Potcast CNBC Indonesia dengan judul “Pak Jokowi, kami kecewa”.
Acara itu dipandu oleh Marita Katarina yang didampingi oleh redaksi Mbak Dj (Hadijah Alaydrus) dan menghadirkan Nara Sumber Pieter Abdullah.
Piter Abdullah Redjalam lahir di Lahat pada tahun 1963, meraih gelar Doktor bidang Ekonomi dari Universitas Indonesia pada tahun 2010, gelar Magister of Arts in Developmental Economics dari International University of Japan (2000), dan gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (1993).
Saat ini, selain aktif sebagai Anggota BSBI periode 2023-2028, Piter Abdullah Redjalam juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Segara Research Institute (2022 – sekarang) dan sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Indonesia Tanah Pusaka (2015 – sekarang).
Sebelum mendirikan Segara Research Institute, Piter Abdullah Redjalam juga menjabat sebagai Direktur Riset di CORE Indonesia (2017-2022) dan menjadi Penasihat Riset untuk Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Indonesia (2018-2019). Sebelum itu, Piter Abdullah Redjalam pernah menjabat sebagai anggota Pokja Makroekonomi Komite Ekonomi dan Industri Nasional atau KEIN (2017-2019) dan Deputi Direktur di Bank Indonesia (2011-2017).
Menurut Pieter, pembentukan kabinet Jokowi sudah mulai muncul, kenapa kabinet Jokowi tidak sama dengan periode pertama. Memilih orang terbaik yang benar baik, tidak bernegosiasi. Tidak membuka ruang yang seperti itu, terkesan merangkul semua mengedepankan bersatu tapi seharusnya kita butuh ketegasan. Ungkapnya.
Di periode awal muncul seperti Bu Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan 2014-2019) dan kita sempat bertanya siapa ini Bu Susi. Dan ternyata Bu Susi menunjukkan integritas dan kualitas, yang banyak pemimpin tidak seperti Bu Susi. Namun di periode ke dua itu tidak muncul, di periode ke dua kita mulai mengeluh “aduh kayaknya kita banyak transaksi.”
Semakin ke ujung semakin kecewa, gongnya adalah pelemahan KPK. Penilaian ini menurutnya tidak subjektif ada faktanya, ada objektifitas dari angka pencapaiannya. Angka pencapaiannya misalnya, KPK makin lemah,.
KPK di awal Pak Jokowi merupakan lembaga yang sangat kuat, sangat dipercaya. Sekarang tidak ada lagi, KPK masih menjalankan fungsinya tapi kepercayaannya jauh berkurang. Dari angka pertumbuhan ekonomi, dulu di awal, kita terimalah, yang namanya Jokowi efek belum terlihat
Sampai akhir periode Jokowi, tidak melakukan satu tindakan yang fundamental. Yang punya modal nanti kita melompat, 2024 jika dibandingkan 2014 secara fundamental tidak berubah. Kita masih mengalami situasi ekonomi yang hight cost (biaya tinggi), tingkat korupsi kita sangat tinggi, tidak efesien, tidak kompetitif.
Iya kita telah bangun infrastruktur, cuma itu saja. Kita bangun jalan tol, kita bangun pelabuhan, tapi struktur ekonomi kita tidak berubah. Iya kita telah dibeliin baju bagus, tapi etitut kita, perilaku kita tidak berubah. Secara benar kita telah diberi banyak hal, tapi kemudian yang muncul angka kemiskinan semakin meningkat.
Ungkapan Pieter ini, tentu dimaknai Prabowo dengan akan mengawal setiap anggaran. Apalagi 2025,;Prabowo akan memperbaiki seluruh rumah sekolah di seluruh Indonesia. Angkanya tentu fantastis, dan akan melibatkan kontraktor lokal dan lain sebagainya.
Di akhir penutup pidato perdana Prabowo yang sangat berapi-api, di depan semua Presiden yang lalu, di depan Kepala Negara Sahabat dan seluruh peserta yang hadir serta didengar oleh seluruh rakyat Indonesia bahkan dunia. Sementara stasiun TV, menulis catatan kaki ucapan selamat kepada Pak Prabowo. [TR].