Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024 Makin Memprihatinkan

Ilustrasi golput. (Foto: Freepik/freepik).

Acehconnect.com | Banda Aceh. — Pada awal 2024 lalu, Indonesia secara serentak menyelenggarakan pesta demokrasi berupa pemilihan umum untuk memilih para pemimpin. Namun, dari berjuta-juta DPT (Daftar Pemilih Tetap), masih banyak orang-orang yang mengambil sikap golput. Dikutip media ini, Minggu 1 Desember 2024 dari berbagai sumber.

Data dari Jurnal Jisosepol bertajuk ‘Kenaikan Angka Golput pada Pemilu 2024: Menurunnya Partisipasi Masyarakat dalam Menggunakan Hak Pilih’ oleh Ghaitsa Zahira Shofa dkk, dalam pemilu 2024, dari 204 juta DPT, hanya 164 juta pemilih saja yang menggunakan hak suaranya. Angka ini menunjukkan titik tertinggi jumlah orang-orang golput sejak era reformasi, yakni 26%.

Angka ini semakin ke sini semakin membesar, seperti yang terjadi pada pilkada di beberapa daerah. Sejak sepuluh tahun belakangan ini, cawe-cawe penguasa menyebabkan turunnya kepercayaan publik pada hasil pilkada termasuk pilkada Jakarta.

Seperti yang disampaikan salah seorang Dosen pemilu Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Titi Anggraini melihat angka golput yang tinggi disebabkan para pasangan calon yang bersaing di Pilkada Jakarta, “Kurang sejalan dengan aspirasi politik warga dan elite lokal.

Figur yang disukai justru tidak mendapatkan tiket politik, misalnya Ahok dan Anies Baswedan,“ katanya kepada awak media, Jumat (29/11).

Para pemilih Jakarta, tambah Titi, merasa seperti dikhianati partai yang baru saja mereka pilih di pemilu legislatif.

“Jadi, ada isu kepercayaan atau trust issue terhadap partai dan elite politik atas rentetan peristiwa yang terjadi sejak pemilu sampai dengan penyelenggaraan pilkada,“ katanya.

Selain itu, ujar Titi, koalisi antara partai dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus di tingkat nasional yang direplikasi ke Jakarta juga menimbulkan apatisme di masyarakat yang relatif terdidik dan melek politik. Tambahnya

Berdasarkan hasil quick count yang dilakukan oleh Litbang Kompas, Provinsi DKI Jakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih yang rendah pada pemilu kali ini. Angka golput di Jakarta mencapai 42,07 persen, menjadikannya sebagai provinsi dengan tingkat golput tertinggi di Pulau Jawa.

Selain itu, suara tidak sah di Jakarta tercatat sebesar 4,6 persen, sementara suara sah hanya mencapai 53,33 persen dari total pemilih yang terdaftar.

Setelah Jakarta, provinsi dengan tingkat golput tertinggi di Pulau Jawa adalah Jawa Barat dengan 33,66 persen, disusul oleh Jawa Timur sebesar 30,15 persen, dan Jawa Tengah sebesar 26,44 persen.

Lebih parah lagi terjadi di Sumut, partisipasi pemilih pada pilkada kali ini (2024) sudah masuk tahap yang memprihatinkan.

Angka partisipasi pemilih pada Pilgub Sumatera Utara 2024 hanya mencapai 5.312.561. Padahal, jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) mencapai 10.771.496. Artinya, partisipasi pemilih di Sumut ada di angka 49,32 persen atau yang golput mencapai 50,68 persen.

Pada Pilgub Sumut 2018 lalu, persentase golput mencapai 38,22 persen. Artinya, persentase warga Sumut yang tak memilih meningkat sekitar 12,46 persen.

Angka partisipasi pemilih pada Pilgub 2o24 merupakan data yang dirilis kumparan dari situs https://pilkada2024.kpu.go.id/. Per Kamis (28/11) pukul 08.45 WIB.

KPU memang belum resmi merilis hasil perolehan suara paslon ke publik. Namun, kumparan mengintip total suara masing-masing paslon dengan menggunakan fitur inspect element di browser. Caranya dengan melihat file bernama pkwp.json. File tersebut berasal dari hasil request ke endpoint Application Programming Interface (API) milik KPU. [].

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *