PIMDA PKN Aceh, yang terdiri dari H. Yudi Kurnia, SE., M.Tanwier Mahdi, S.Ag. MM., T. Faisal, dan beberapa Pengurus lainnya, menerima kunjungan Pengurus HIMAPOL FISIP, USK, Banda Aceh
Banda Aceh, Acehconnect.com – Pimpinan Daerah (PIMDA) Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Provinsi Aceh, H. Yudi Kurnia, SE. (Ketua), M. Tanwier Mahdi, S Ag. MM. (Sekretaris), dan T. Faisal (Wakil Bendahara), didampingi oleh beberapa orang Pengurus PIMDA PKN lainnya, menerima kunjungan Pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (HIMAPOL) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh, di Sekretariat PIMDA PKN Aceh, di Jln. Panglima Teuku Nyak Makam, Komplek Pertokoan Lambhuk No. 1, Banda Aceh.
Pengurus HIMAPOL yang dipimpin oleh Ketuanya, M. Irvan Daifullah, beraudiensi dengan pengurus PIMDA PKN Aceh tersebut pada Kamis siang, 12 Oktober 2023 lalu. Dalam kunjungan itu, M. Irvan Daifullah didampingi oleh anggotanya, M. Farhan Mubaraq dan Indra Ananda, yang juga diperkenalkan sebagai Panitia Pelaksana Festival Politik HIMAPOL 2023. Pada kesempatan tersebut Ia menjelaskan bahwa kunjungan itu adalah bagian dari serangkaian audensi yang mereka lakukan dengan partai politik (parpol) di Aceh. Diinformasikan bahwa sebelumnya mereka sudah beraudiensi juga dengan Partai-partai P3, Gelora, dan Hanura. Hari itu mereka beraudiensi dengan PKN, dan pada hari berikutnya akan berlanjut dengan PKS.
Menurut M. Irvan, kunjungan- kunjungan audiensi mereka tersebut bertujuan untuk menjalin hubungan baik dengan para pengurus parpol sambil menawarkan kerja sama pelaksanaan Festival Politik, yang akan digelar pada akhir November atau awal Desember 2023 mendatang. Tempatnya di gedung Balee Meuseuraya, Banda Aceh. Karena itu mereka belum membawa berkas Term of Referece (ToR), karena audiensi-audiensi yang dilakukan tersebut masih berfokus pada silaturahmi saja dahulu.
Sementara itu, M. Farhan Mubaraq, Ketua Panitia Pelaksana, menjelaskan bahwa Festival Politik yang mereka rencanakan tersebut adalah suatu upaya untuk meningkatkan pemahaman politik masyarakat, terutama para pemilih muda yang baru pertama kali berpartisipasi dalam pemilihan umum (pemilu). Acara itu selain akan melibatkan Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh dan Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Aceh, juga akan mengajak semua parpol, baik partai lokal (parlok) maupun partai nasional (parnas).
Bentuk kegiatannya antara lain adalah Talk Show Politik, Bazaar Parpol untuk memperkenalkan profil partai, serta berbagai aktivitas lainnya, seperti ekspo Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Perlombaan antar HIMAPOL se-Indonesia, Hiburan Artis Lokal dan Nasional, serta Tausiyah Politik oleh Tokoh-tokoh Agama, Deklarasi Pemilu Damai yang Berkualitas oleh para Penyelenggara dan Peserta Pemilu, dan lain-lain.
Kemudian Indra Ananda, Panitia Pelaksana lainnya, menambahkan bahwa akan ada 24 stan parpol yang disediakan oleh panitia, masing-masing satu untuk setiap Parpol Peserta Pemilu, sebagai tempat Bazaar Parpol untuk menampilkan Profil dan Wadah Kampanye. Selain itu Wakil atau Representasi dari setiap parpol akan diberi kesempatan untuk tampil di atas panggung, untuk menyampaikan program-program yang akan diperjuangkan oleh kader-kadernya, apabila dipercayai oleh rakyat mewakili mereka di lembaga legislatif dan eksekutif pasca pemilu 2024 nanti.
Menanggapi hal tersebut, M. Tanwier Mahdi, Sekretaris PKN Aceh, mengingatkan bahwa pada saat itu orang-orang partai sudah turun ke daerah, karena waktunya berbarengan dengan masa kampanye. “Waktu itu hampir semua orang partai akan turun ke daerah, apakah mungkin? Kalau bisa acara tersebut diselenggarakan pada masa2 sebelum masa kampanye,” usulnya.
Pengurus HIMAPOL FISIP USK yang terdiri dari M. Irvan Daifullah, M. Farhan Mubaraq dan Indra Ananda, diterima oleh Ketua PIMDA PKN Aceh, H. Yudi Kurnia, SE. dan beberapa Pengurus lainnya
“Mengapa harus capek-capek kampanye sama orang kampus, tapi suara pemilih ada di kampung-kampung? Kalau mau acara itu sukses jangan tanggung-tanggung, undang saja Capresnya sekalian, walau pun yang dihadirkan adalah relawan-relawan Capres. Center of point-nya adalah Pilpres. Karena itu isu Pileg akan tenggelam dengan isu Pilpres,” ujarnya.
“Kemudian, Talk show sifatnya terlalu formal, buat mimbar bebas saja, simultan-kan dengan Bazaar UMKM. Untuk tarik partai semua ekpose-nya harus bagus. Karena kami menyasar para pemilih baru yang belum menentukan pilihan,” tambahnya.
Menjawab hal itu, Indra mengatakan bahwa Festival Politik tersebut hanya akan berlangsung selama 3 hari saja. Pada setiap harinya akan ada talk show. Artinya dalam waktu 1 sampai dengan 3 hari itu akan tampil 8 parpol per hari secara bergantian. Dengan demikian beban setiap parpol yang pada masa itu sudah harus berkampanye di seluruh pelosok Aceh akan diminimalisir dengan pembagian waktu penampilan yang efektif sesuai dengan jadwal kampanye masing-masing parpol. Menurut estimasi-nya sekitar 10 ribu pengunjung akan hadir di arena Festival Politik akbar yang direncanakan itu.
Menjawab pertanyaan tentang sumber biaya pelaksanaan yang diajukan oleh Yusrizal Ibrahim, salah seorang pengurus PIMDA PKN yang ikut hadir, M. Irvan mengatakan bahwa pembiayaan Festival Politik tersebut akan berasal dari para sponsor yang berkepentingan dengan Pemilu Damai yang Berkualitas, seperti Pemerintah Aceh, KIP Aceh, Panwaslih Aceh, parpol-parpol lokal dan nasional, serta lembaga-lembaga lain yang berkomitmen pada pelaksanaan pemilu yang damai dan berkualitas tersebut. Dengan demikian, Festival Politik itu diharap akan dapat menjadi platform penting dalam pendidikan politik dan promosi parpol di Aceh.
Pada akhir audiensi, Yudi Kurnia, Ketua PIMDA PKN, menyatakan bahwa Festival Politik HIMAPOL itu merupakan ide yang sangat bagus. PKN sangat salut dengan ide-ide kreatif kaum intelektual muda seperti itu, sehingga akan mendukung sepenuhnya. Sebab, sebagai Partai baru, PKN sangat berminat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan seperti Festival Politik tersebut. Namun mereka juga harus melihat ToR atau rencana kegiatannya dengan mendetail terlebih dahulu. Secara kongkret standnya bagaimana, apakah selain hanya untuk kegiatan bagi-bagi souvernir dan atribut partai saja, apakah akan efektif dan kondusif juga sebagai sarana untuk menyebarkan profil dan platform partai ke kalangan calon pemilih pemula di Aceh?
“Kami akan pelajari konsep dan dampaknya, akan signifikan atau tidak terhadap performan partai di kalangan para pemilih pemula yang disasar, baru akan kami putuskan untuk ikut berpartisipasi atau tidak. Di samping itu kami pun harus juga melihat kemampuan keuangan partai, akan dapat tercover atau tidak, ketimbang nanti jadi konyol karena memaksakan diri untuk ikut tanpa pertimbangan dan perhtungan yang matang, bisa saja kami tidak akan ikut,” ujarnya.
“Tapi kami tidak tertutup dengan berbagai kemungkinan yang ditawarkan, karena pada saat ini, dengan sistem yang ada, sangat terbuka peluang bagi siapa saja. Sekarang siapa pun bisa menjadi apa pun. Dengan berbagai kesempatan dan fasilitas yang tersedia, orang-orang dengan latar belakang apa saja, asal dapat memanfaatkannya secara jeli dan optimal, akan berhasil,” tambahnya.
“Sehingga kita lihatlah orang-orang dengan berbagai profesi, ada seniman, ada mahasiswa, ada tukang sayur, ada tukang becak, dan lain-lain, semuanya bisa terpilih. Kemudian, sewaktu mereka mampu me-mainten pendukung dan bisa merawat konstituennya dengan baik, mereka dapat terpilih sampai 2 atau 3 periode berturut-turut,” pungkasnya. (zal)