PLN Wilayah Aceh Gagal Dalam Mempersiapkan Kebutuhan Masyarakat

Gubernur Aceh di Masa Datang Harus Mampu Mencermati Masukan Moeldoko, Dalam Jangka Panjang Upayakan Aceh Terang Benderang Aman ("Merdeka") dari keterbatasan energi listrik.

Kantor PLN Unit Induk Distribusi Wilayah Aceh

Acehconnect.com | Banda Aceh. —- Bicara listrik masyarakat pada posisi sangat lemah, sedikit terlambat didenda dan ditekan dengan kenaikan tarif listrik. Tapi jika PLN salah, belum pernah masyarakat mendapat kompensasi (red. Imbalan pengganti/penghargaan). Inilah yang dirasakan warga Banda Aceh, saat listrik padam beberapa waktu lalu.

Listrik padam menyebabkan gejolak, sampai ada yang berharap perlu dilakukan rapat dengar pendapat (RDP) antara DPRA dengan PLN. Wajar jika pemerintah pusat menaruh perhatian apa sebenarnya yang terjadi.

Menyahuti hal tersebut Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko juga menanggapi pemadaman listrik berhari-hari di sejumlah wilayah di Pulau Sumatera belakangan ini.
“Di Sumatera memang perlu ada penguatan kapasitas, sehingga kalau terjadi sesuatu lagi (pemadaman), perlu dicari di mana tersedia alternatif energi yang bisa dialirkan ke sana,” ujar Moeldoko ditemui seusai menunaikan salat Jumat di Gedung Krida Bhakti, Jakarta, Jumat, 7 Juni 2024, seperti dikutip dari Antara.

Ia lalu membandingkan kondisi di Pulau Sumatera dengan kapasitas sumber listrik di Pulau Jawa yang cukup besar. Dengan begitu, bila terjadi gangguan di Pulau Jawa, akan dapat segera diatasi melalui pasokan dari wilayah lain.

Lebih jauh, ia membeberkan idealnya pertumbuhan di setiap wilayah harus selaras dengan pertumbuhan infrastruktur pendukung seperti air hingga listrik. Hal tersebut, menurut Moeldoko, berlaku di semua daerah, termasuk Sumatera.

Sangat bijak ucapan Moeldoko menyikapi pemadaman listrik di Sumatera, termasuk Aceh. Yang menjadi pertanyaan kita, apa yang telah diupayakan General Manager PLN di wilayah ini yang setiap saat berganti pejabatnya.

Sejak Jum’at 7 Juni 2024, media ini belum berhasil menemui General Manager PLN Wilayah Aceh. Dan tanggal 8 Juni kami mencoba datang kembali, jangankan ketemu GM, nomor kontak Humas pun gagal kami peroleh.

Media ini perlu mengkonfirmasi apakah pernah PLN berkoordinasi dengan Gubernur Aceh. Atau paling tidak Gubernur Aceh memanggil, untuk klarifikasi atau apapun berkaitan sering kurangnya pasokan listrik ke Aceh.

Sumber dari dalam media ini menyampaikan bahwa, di era 80an Perusahaan Listrik Negara telah mendapat bantuan dunia melalui program IBRD (International Bank for Reconstruction and Development) melalui dana Loan dan Equity membantu negara berkembang. Tujuannya adalah, membuat Indonesia 2010 terang benderang.

Di Semarang dan Jawa Tengah pernah dibangun Pembangkit Hidro (Kitdro) dan Pembangkit Jaringan (Kittring), diperkirakan di beberapa wilayah Jawa lain dilakukan hal yang sama saling mengisi jika ada kekurangan seperti yang disampaikan Moeldoko.

Sentilan Moeldoko ini sangat penting, dan harus dicermati oleh pemerintah di masing-masing daerah. Tercukupinya listrik akan memberikan rasa aman, bagi Investor yang akan masuk ke semua daerah. Terang pasti akan menang, karena jika gelap persis seperti orang masuk ke dalam gua. Ungkap sumber media ini, 7 Juni 2024.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bakal menginvestigasi penyebab mati listrik di seluruh wilayah Sumatera pada Selasa (4/6) siang.

Menurut Arifin, investigasi dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti yang membuat aliran listrik terganggu. Tujuannya agar permasalahan serupa tak terjadi lagi di kemudian hari, benarkah?.

“Kita lagi minta di investigasi dan mitigasi ke depannya supaya jangan terulang,” ujarnya dalam bincang media di Gedung Migas, Kuningan, Jumat (7/6). Dikutip dari CNN Indonesia.

Sampai kapanpun terang akan menang, itulah listrik. Padam bagaikan gua, nyala bagaikan matahari. Banda Aceh, 8 Juni 2024. [Abdul Manaf].

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *