Ilustrasi makan sambil bersedih
Acehconnect.com | Banda Aceh. —- Masyarakat Indonesia jangan terlalu memberatkan Presiden terpilih Prabowo Gibran, mereka cuma janji saat kampanye agar terpilih. Akan tetapi jika harus merealisasikan janjinya, Prabowo sedang berusaha naikkan hutang?.
Program makan siang gratis, yang kini diubah menjadi makan bergizi gratis, bakal membebani APBN. Lebih baik dibatalkan.
Dilansir Tempo, Senin 3 Juni 2024.
Sementara Hashim Djojohadikusumo mengklaim rencana Presiden Terpilih Prabowo Subianto untuk menaikkan rasio utang hingga 50 persen dari produk domestik bruto (PDB) sudah dilaporkan kepada Bank Dunia.
“Saya sudah berbicara dengan Bank Dunia dan menurut mereka 50 persen adalah tindakan yang tetap hati-hati,” ujar adik kanding Prabowo itu saat berbincang dengan Financial Times, Kamis (11/7).
Berdasarkan UU Keuangan Negara, batas maksimal rasio utang Indonesia adalah 60 persen dari PDB. Namun, selama ini rasio utang dijaga di angka 30 persen dari PDB.
Maka itu, rencana kenaikan rasio utang menjadi 50 persen tersebut sempat dikhawatirkan karena akan berdampak pada kenaikan defisit anggaran melebihi batas maksimum 3 persen.
Sementara, Bank Dunia belum memberikan komentar resmi terhadap pernyataan Hashim.
Padahal, tim Prabowo pernah membantah wacana menaikkan rasio utang hingga 50 persen PDB saat pertama kali isunya merebak. Anggota Bidang Keuangan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran Thomas Djiwandono menegaskan Prabowo tidak menetapkan target untuk tingkatkan utang.
Menurut dia, Prabowo juga akan mematuhi batasan-batasan hukum mengenai ukuran-ukuran fiskal. Ungkap Thomas di Koran Tempo, dikutip media ini 12 Juli 2024.
Program makan siang gratis merupakan janji Prabowo yang paling populer dalam pemilihan presiden 2024. Ia mencanangkan Indonesia bebas dari stunting melalui pemberian makan siang serta susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil.
Belakangan, program yang akan menyasar 82,9 juta penerima tersebut diubah menjadi penyediaan sarapan bergizi seimbang bagi siswa sekolah yang membutuhkan.
Perubahan konsep itu diklaim demi fleksibilitas. Waktu sarapan gratis bisa disesuaikan dengan jadwal pelajaran setempat. Konsep baru itu juga akan mengutamakan sumber pangan lokal demi memberdayakan warga setempat sekaligus menekan biaya. Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran mengaku perubahan konsep itu bisa menghemat anggaran hingga separuhnya.
Klaim penghematan ini perlu diperiksa kebenarannya. Komposisi makan pagi dan siang orang Indonesia biasanya sama, yaitu nasi, sayur, dan protein. Karena itu, kebutuhan anggaran sarapan gratis tak akan berbeda jauh dengan anggaran makan siang gratis. Jika kelak anggaran sarapan gratis jauh lebih hemat karena harga menunya lebih murah, patut diperiksa dengan saksama kelayakannya. Bisa saja sarapannya memang ada, tapi gizinya jauh dari memadai.
Lagi pula, kalaupun benar penghematan bisa dilakukan, total anggarannya masih tetap jumbo. Tim Prabowo-Gibran semula memperkirakan kebutuhan anggaran program makan siang gratis sebesar Rp 450 triliun per tahun. Setelah dihemat setengahnya menjadi Rp 225 triliun, angka tersebut tetap besar. Bandingkan dengan anggaran kesehatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2024 sebesar Rp 187,5 triliun atau dengan anggaran ketahanan pangan yang “hanya” Rp 114 triliun.
Saat media ini mencoba melemparkan persoalan ini kepada beberapa tokoh masyarakat di Aceh, dalam bincang warkop di Banda Aceh.
Semua berharap pada Prabowo, “asal mampu kendalikan harga bahan pokok stabil, dan berani turunkan bbm dari kompensasi makan siang gratis. Rakyat pasti merasa bahagia, dan ekonomi masyarakat terbelanjakan tanpa terasa tertekan.” Harapan berbagai pihak. [].