Banda Aceh, Acehconnect.com. Matinya pasar tradional di semua daerah di Indonesia, tidak terlepas dari lemahnya para Kepala Daerah di Kabupaten/Kota mengawasi pasar itu sendiri. Artinya pasar tradisional itu memberi peluang kerja yang luar biasa, patut dijaga ditata sedemikian rupa agar terus hidup dan berkembang tanpa tertindas dari pasar modern. Kata Sosiolog Dosen Prodi Sosiologi Universitas Surabaya Negeri Dr. Sugeng Harianto, M.Si, dalam siaran Televisi pagi 22 Juli 2023.
Pada umumnya pasar itu mati karena, tidak mampu dipisahkan dari desakan pedagang modern yang juga berjualan di sekitar pasar tradisional. Sehingga usaha-usaha retail tidak mampu bersaing dari aktor pengusaha besar yang juga hadir di tengah-tengah pasar tradisional, seharusnya ini harus menjadi perhatian para kepala daerah di semua tingkatan kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Merevitalisasi pasar tradisional itu penting dan siapkan fasilitas hingga tempat ibu menyusui dan fasilitas kesehatan, tapi jangan lupa memprotek agar pengusaha retail dan tradisional tidak tergusur kembali oleh Aktor Pengusaha Besar yang juga berpeluang menguasai pasar tradisional. Ungkap Sugeng Harianto.
Salah seorang Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang hadir dalam paparan tersebut mengungkapkan, pentingnya peran serta pemerintah daerah dalam mengatur pasar tradisional agar nyaman bagi para pengunjung. Fasilitas yang memadai, termasuk tempat penitipan anak dan tempat bermain anak agar ibu dapat berbelanja dengan tenang. Sebut Junaidi Kyai Demak, SE, M.Si.
Dari amatan media ini di Banda Aceh warga mengeluhkan bahwa, parkir saja susah dan jika dipindahkan maka pedagang tradisional itu sendiri tidak mau. Mungkin karena kurang dijaga kenyaman dan fasilitasnya, sehingga pengunjungnya semakin berkurang setelah ditata. Kata Sulaiman warga Banda Aceh, beberapa waktu lalu terhadap pasar Lamdingin dan Pasar Aceh di Banda Aceh. [Am].