Tragedi SMAN Modal Bangsa Perlu Perhatian Serius Dinas

Ilustrasi pengeroyokan

Tragedi SMAN Modal Bangsa Perlu Perhatian Serius Dinas

Banda Aceh, Acehconnect.com. Kami dari pihak korban pengeroyokan oleh sejumlah ( 21 orang ) Pelajar di mushalla SMAN Modal Bangsa pada hari Kamis, 20 Juli 2023 pada pukul 22.00. Mengawali konperensi pers 31 Agustus 2023, oleh keluarga korban.

Setelah keluarga menggelar Konperensi Pers pada hari kamis, langsung mendapat respon dari Polresta Banda Aceh akan segera mengusut kasus penganiayaan yang dilakukan oleh sejumlah siswa di SMA Modal Bangsa.

Kasatreskrim Polresta Bansa Aceh, Kompol Fadhilla Aditya Pratama mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan, setelah orang tua korban melaporkan peristiwa itu ke polisi pada 10 Agustus lalu.

“Tentu ini akan kita lakukan penyelidikan,” kata Kompol Fadhillah, Kamis (31/8).

Pihaknya bakal memanggil saksi-saksi korban, terduga pelaku hingga pihak sekolah SMA Modal Bangsa untuk dimintai keterangan.

“Saksi-saksi dan pihak sekolah akan kita minta keterangan,” katanya.

Sebelumnya, seorang siswa SMA Modal Bangsa berinisial P (16) diduga menjadi korban pengeroyokan dan bullying yang dilakukan oleh kakak kelas korban di sekolah tersebut.

Bahkan akibat aksi tersebut, korban mengalami luka memar hingga pendarahan di kepala bagian belakang.

Tak terima dengan aksi siswa tersebut, ayah kandung korban, Purnama Hadi AR, bahkan sudah melaporkan kasus itu ke Polresta Banda Aceh.

“Kita sudah laporkan ke polisi terkait pemukulan dan bullying ke Polresta,” kata Purnama kepada wartawan, Kamis (31/8).

Kasus itu bermula saat kakak kelas korban mengumpulkan mereka seusai pengajian pada 20 Juli 2023 lalu sekitar pukul 22:00 WIB.

Lalu korban tiba-tiba dipukul di sekujur tubuh. Bahkan saat terjatuh dilantai, korban juga ditendang oleh kakak kelas.

Purnama juga memperlihatkan hasil rontgen yang dimana luka memar ada di di bagian tubuh korban. “Anak saya sudah jatuh ke lantai masih di pukuli dan ditendang juga,” ucapnya.

Pihaknya sudah melaporkan peristiwa itu ke sekolah. Namun, dari pihak sekolah, kata dia, sama sekali tidak merespon perihal kasus tersebut.

Berdasarkan informasi diperolehnya, ada sekitar 21 pelaku penganiayaan terhadap anaknya. Paska kejadian, dia sempat menjemput anaknya untuk dilakukan visum di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Aceh.

Akibat penganiayaan itu, kepala korban mengalami lebam hingga benjol. Empat hari pasca kejadian, korban diantar lagi ke asrama dan sehari berselang teman anaknya yang menjadi korban kekerasan senior.

Menurutnya, pada tanggal 24 Juli pihak sekolah dan pihak Cabang Dinas Banda Aceh-Aceh Besar sudah mendatanginya untuk meminta maaf. Purnama sempat meminta agar kepala asrama diganti dan pelaku di-DO.

“21 pelaku hanya diskors tapi ada pelaku yang tidak dikenakan sanksi,” jelasnya. [*].

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *