Banda Aceh, Acehconnect.com. Setelah peristiwa gantung diri Mahasiswi yang tinggal di kamar kos Gampong Ie Masen Kecamatan Ulee Kareng (21/9/23),, ada kekhawatiran kasus demikian akan terulang. Sehingga diperlukan empaty berbagai pihak, agar peka jika melihat gelagat yang terjadi di lingkungannya.
Menanggapi isu bunuh diri yang terjadi, Ketua Kohati Banda Aceh memberikan statement tentang mental illnes. Gangguan mental yang terjadi tidak hanya menyerang fisik, namun juga psikis. Kata Fitri Yanti., S. IP selaku ketua Kohati HMI cabang Banda Aceh, 22 September 2021 kepada media ini.
“Perempuan itu dituntut untuk peka terhadap keadaan lingkungan sekitar, dan sekiranya ada sinyal atau tanda tanda tentang kecemasan, ketakutan ataupun sedih yang berlarut- larut pada teman sekitar, harap untuk jangan diabaikan apalagi disepelekan”
Ketakutan yang diantisipasi adalah upaya bunuh diri ini, menjadi kecenderungan di kalangan mahasiswa terutama bagi generasi Z. Korbannya lebih banyak perempuan, sehingga segenap pengurus diminta untuk intens berkomunikasi dan peka terhadap sesama perempuan. Tambahnya.
Seperti contoh lain yang baru-baru ini terjadi terhadap mahasiswi yang melakukan bunuh diri, seperti yg terjadi pada wanita isinial MF(21) asal Aceh Tengah yang ditemukan tergantung dengan lilitan hijab panjang pada lehernya di kamar kost daerah Tanjung selamat beberapa waktu lalu. Hal ini diduga terjadi karena, tekanan mental atau yang sering dialami adalah depresi.
“Kondisi mental tersebut pasti dan lumrah terjadi bagi semua manusia, namun kesiapan mental masing masing berbeda. Tugas dan peran kita sesama perempuan, memberikan dukungan dan semangat yang lebih antar sesama” Pungkas Fitri Yanti. [Cut Novi ra].