Ilustrasi Gedung Pemerintahan China, Foto : editan.
Acehconnect.com | Banda Aceh. — Ivestasi asing di China sepertinya sudah mulai ada tanda-tanda penurunan, di mana pemulihan ekonomi China yang masih terjadi dan cukup sulit untuk diterapkan sepertinya menjadi alasan para investor asing hengkang dari China.
Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan China, investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) yang masuk ke China turun 27,9% pada empat bulan pertama 2024, menjadi 360,2 miliar yuan, menunjukkan bahwa perubahan haluan masih sulit dilakukan di tengah lesunya perekonomian. Yang dihimpun CNBC, dikutip media ini 25 Mei 2024.
Hanya 58,5 miliar yuan yang masuk pada April lalu, turun dari 86,6 miliar yuan pada Maret dan menjadi nilai bulanan terendah yang tercatat sejak November 2023.
FDI China terus tumbuh selama masa Covid-19, sebelum merosot 8% pada tahun 2023. Beijing telah berupaya membalikkan tren ini selama beberapa waktu.
Pada Maret lalu, kabinet China meluncurkan serangkaian langkah untuk “meningkatkan kepercayaan investor asing dalam berinvestasi di China,” termasuk memperluas akses pasar dan melonggarkan aturan visa.
Namun, kelompok usaha asing mengatakan terdapat banyak janji namun hanya sedikit tindakan dari pemerintah dalam memperbaiki lingkungan usaha bagi mereka.
Survei terbaru yang dilakukan Kamar Dagang Uni Eropa menemukan bahwa hanya 15% responden yang menganggap China sebagai pilihan utama untuk investasi saat ini, sementara 13% melihatnya sebagai target utama untuk investasi masa depan. Kedua angka tersebut merupakan angka terendah dalam sejarah.
Survei yang sama menemukan bahwa perlambatan perekonomian China merupakan kekhawatiran terbesar bagi 39% perusahaan yang memberikan respons.
Data resmi yang dirilis pekan lalu menunjukkan lemahnya permintaan domestik dan permasalahan properti terus menjadi tantangan terhadap target pertumbuhan Beijing “sekitar 5%” tahun ini.
Sekitar 12,7% dari total tersebut, atau 45,7 miliar yuan, masuk ke industri manufaktur berteknologi tinggi Tiongkok, sementara investasi asing di sektor akomodasi dan katering melonjak 65,1%.
Bisa saja China getol berinvestasi di Indonesia, karena banyak negara asing meninggalkannya.
Berdasarkan data realisasi investasi asing atau penanaman modal asing (PMA) periode Januari-Desember 2023, investasi terbanyak berasal dari Singapura senilai US$ 15,4 miliar dan kemudian disusul China pada urutan kedua.
Di urutan ketiga ada Hong Kong dengan nilai investasi US$ 6,5 miliar. Lalu, investasi Jepang yang masuk senilai US$ 4,6 miliar dan terakhir adalah Malaysia dengan nilai investasi US$ 4,1 miliar.
“Jadi China bukan investor terbesar buat indonesia. Nomor satunya masih Singapura cuma memang China atau Tiongkok masuk ke dalam 5 besar,” ungkap Nurul Ichwan Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), saat dikonfirmasi media beberapa waktu lalu. [*].