Foto : CNBC
Presiden Bank Dunia David Malpass berencana untuk mengundurkan diri setahun sebelum masa jabatannya berakhir.
Acehconnect.com, Banda Aceh. Risiko default pada utang Amerika Serikat dikhawatirkan dapat menambah tantangan pada ekonomi global yang sudah melambat, ditambah kenaikan suku bunga dan tingkat utang yang tinggi telah menghambat investasi.
Hal itu disampaikan oleh Presiden Bank Dunia David Malpass dalam pertemuan pejabat negara anggota G7 di Jepang.
Mengutip US News, Senin (15/5/2023) Malpass dalam pertemuan G7 menyerukan pentingnya untuk menaikkan batas utang AS dan mencegah dampak negatif dari potensi gagal bayar utang.
“Jelas, tekanan di negara ekonomi terbesar dunia itu akan berdampak negatif bagi semua orang,” ujarnya.
“Dampaknya akan buruk jika tidak menyelesaikannya,” sebut Malpass.
Namun Malpass yakin, kebuntuan mengenai peningkatan batas utang AS sebesar USD 31,4 triliun akan diselesaikan. “Ada energi yang jelas dari AS untuk menyelesaikannya dan itu dinyatakan,” katanya.
Congressional Budget Office sebelumnya telah memperingatkan “risiko signifikan” dari gagal bayar utang AS dalam dua pekan pertama bulan Juni tanpa kenaikan plafon utang, dan mengatakan operasi pembayaran Departemen Keuangan AS masih tidak pasti sepanjang bulan Mei 2023.
Malpass mengungkapkan, sudah ada diskusi selama pertemuan G7 tentang perlunya meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan, serta juga menangani utang yang tinggi yang dihadapi semakin banyak negara.
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi global diproyeksi menurun di bawah 2 persen pada 2023, dan bisa tetap rendah selama beberapa tahun.
Salah satu tantangan besar adalah bahwa negara-negara maju telah mengambil begitu banyak utang sehingga membutuhkan banyak modal untuk membayarnya, menyisakan terlalu sedikit investasi untuk negara-negara berkembang, menurut Malpass.
“Dan itu berarti periode pertumbuhan lambat yang berkepanjangan. Itu merupakan kekhawatiran besar, dan terutama bagi masyarakat di negara-negara miskin,” pungkasnya.
“Dunia berada dalam titik stres, tapi menurut saya sistem keuangan bertahan. Pertanyaan besarnya adalah pertumbuhan, bagaimana Anda mendapatkan lebih banyak pertumbuhan dan produktivitas,” imbuh David Malpass.
Bagaimana Indonesia ?
Dampak ancaman Amerika Serikat Gagal Bayar Hutang, tidak mengkhawirkan perekonomian Indonesia. Apalagi hutang Indonesia masih dalam posisi aman Rp 7.879 T (Tujuh Ribu Delapan Ratus Tujuh Puluh Sembilan Triliun Rupiah). Sumber CNBC Pagi, 22 Mei 2023.
CNBC banyak memberi analisis keuangan Indonesia secara keseluruhan dinyatakan aman berdasar catatan Menteri Keuangan Indonesia, hurang sebesar Rp 7.879 Triliun menunjukkan angka pada batas kemampuan aman.
Berbeda dengan posisi hutang AS senilai 31,4 T, dan jika kita kurs hari ini 22 Mei 2023 yang berada pada posisi 14.925. Maka Hutang AS memang mengerikan, atau setara dengan Rp 468.645 T (Empat Ratus Enam Puluh Delapan Ribu Enam Ratus Empat Puluh Lima Triliun Rupiah).
Andaikata gagal bayar hutang As, tentu dampaknya ke seluruh sektor ekonomi dunia. Akan tetapi Posisi ekonomi lokal sangatlah baik tidak ada yang mengkhawatirkan, dan As punya sinyal tetap tidak akan gagal. [R].