Gas Raksasa Aceh Segera Digarap, Rakyat Sejatinya Ikut Sejahtera

Bacakada sebentar lagi (27/8) akan mendaftarkan diri maju untuk dipilih dan ditetapkan menjadi Pemimpin Aceh, masyarakat harus bersungguh-sungguh menetapkan pilihan, jangan karena uang dan kepentingan segelintir masa depan Aceh semakin kerdil di kancah nasional. Hilang istimewa, hilang Nanggroe Aceh Darussalam, ketimpangan sosial makin menganga.

Ilustrasi Pemimpin Bersama Rakyat.

Acehconnect.com | Banda Aceh. — Masih terngiang di telinga dana otsus Aceh hampir saja berakhir, belum lagi ketakukan akan dana itu sirna. Kini Aceh menunjukkan potensi alamnya yang begitu besar, dan akan segera digarap. Jika merujuk UU PA maka Otsus akan berakhir 2027, sejak dari 2023 – 2027 dana otsus aceh tinggal 1 %.

Aceh sebentar lagi pilkada, semua masyarakat Aceh berharap terpilihnya calon pemimpin definitif yang mampu lobi-lobi politik dengan pusat. Agar potensi sumber daya alam yang masih tersisa, bisa dirasakan masyarakat dan mampu memakmurkan rakyat.

Salah seorang warga Banda Aceh Rizal, merasa bahagia mendapat kabar akan sumber daya alam Aceh raksasa masih tersisa. Menurutnya, ini kesempatan bagi Aceh melakukan lobi-lobi politik dengan pusat.

“Sebentar lagi masyarakat Aceh akan memilih calon pemimpin, sebuah kesempatan menentukan arah Aceh di masa datang. Tentu harus benar-benar bijak melihat semua persoalan Aceh, bijak dalam menentukan pemimpin.

Jika pemimpin Aceh mampu melakukan lobi-lobi politik dengan pusat, Aceh pasti makmur karena sumber daya alam yang melimpah.” Ungkap Rizal kepada media ini di Banda Aceh, 3 Agustus 2024.

Ungkapan Rizal berkaitan dengan rencana Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menyebut bahwa pemerintah akan menggarap potensi cadangan gas raksasa di Sumatra Utara dan Aceh.

“Kita punya hydro gede,” ujarnya saat media briefing di Direktorat Jenderal Minyak dan Gas, Kementerian ESDM, Jumat (2/8/2024).

Pemerintah Akan Garap Cadangan Gas Raksasa di Sumut dan Aceh
Indonesia diperkirakan memiliki sumber daya gas melebihi 100 trillion cubic feet (TCF), hampir separuh dari total sumber daya gas di Asia Tenggara.

Arifin menjelaskan, di wilayah tersebut terdapat potensi pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) atau Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) yang siap dilakukan perjanjian jual beli tenaga listrik (PPA) hingga 5.087,26 Mega Watt (MW).

Foto udara Central Gathering Station (CGS) 10 di Lapangan Duri, yang merupakan salah satu lapangan injeksi uap terbesar di dunia di Blok Rokan, Riau, Jumat (19/8/2022). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj

“Dan kemudian juga di wilayah Sumatra, pesisir dari utara sampai ke selatan, barat ini juga berprospek,” ungkap Arifin.

“Tidak ada penambahan kuota PLTA/M di wilayah Aceh karena kendala infrastruktur transmisi,” ucapnya.

Sementara itu, berdasarkan data Rystad Energy, diperkirakan Indonesia memiliki sumber daya gas melebihi 100 trillion cubic feet (TCF). Volume ini diproyeksi hampir separuh dari total sumber daya gas di Asia Tenggara.

Dipaparkan Arifin, produksi gas relatif stabil dengan prospek ke depan yang lebih baik. Dalam dua tahun terakhir ditemukan prospek gas dari WK South Andaman, Andaman 2, dan North Ganal.

Gas menjadi andalan dalam transisi energi. Pemanfaatan gas domestik sekitar 68 persen dan semakin meningkat serta membantu mengurangi impor LPG dan produk bahan bakar. Dikutip dari berbagai sumber, 3 Agustus 2024. []

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *