Melirik Cara Masyarakat Papua Jaga Pulau Biak

Sejumlah Negara di Dunia berebut ingin mendapat kesempatan, kelola Pulau Biak

Hujan mengguyur Bandara Biak Foto: Sari Kusuma Dewi/kumparan.

ACEH CONNECT | BANDA ACEH. — Masyarakat Papua saat itu yakin jika Pulau Biak berhasil ditawarkan Jokowi, maka peristiwa pengundulan hutan tidak terelakkan. Itulah alasan mengapa saat itu tahun 2020, Jokowi gagal menawarkan pulau itu kepada salah satu milyarder Elon Muak orang terkaya di dunia. Dikutip dari berbagai sumber oleh Aceh Connect, Selasa 29 April 2025.

The Guardian Media berbasis Inggris mengatakan, Presidem Jokowi menawarkan pulau kecil Biak di Papua pada bulan Desember 2020 lalu.

Kemudian kabar tersiar hingga tahun 2021, mendapatkan penolakan dari masyarakat Papua.

Meski Perwakilan dari pemerintah Indonesia saat itu mengatakan kepada Guardian bahwa, pelabuhan antariksa yang direncanakan sedang dikembangkan dengan mempertimbangkan pengembangan Biak sebagai Pulau Antariksa akan membawa dampak ekonomi yang positif bagi penduduk pulau. Tetapi orang Papua di Biak menentang keras, dengan alasan landasan peluncuran ruang angkasa akan mendorong penggundulan hutan.

Biak pernah disodorkan Jokowi kepada Elon Mush.

Kini pulau Biak dilirik kembali oleh dunia luar, tapi kali ini oleh Rusia sebagai pangkalan militer, dan dikabarkan ingin menempatkan pesawat militernya di pulau ini.

Menurut pengamat militer, Biak berguna bagi Rusia untuk menghadapi basis-basis militer Amerika Serikat di wilayah Pasifik dan Hindia.

Selain itu, Pulau Biak juga strategis untuk peluncuran satelit. BBC Indonesia, 28 April 2025.

Peneliti militer, Made Supriatma, menyebut membuka pangkalan militer untuk negara lain adalah “mencari musuh”.

Kemudian, peneliti kajian Rusia, Albert Muhammad, mengingatkan soal kemungkinan sanksi ekonomi dari negara-negara Barat jika Indonesia membuka wilayahnya bagi pangkalan militer.

Seorang tokoh Papua dan bekas diplomat di Kolombia, Michael Manufandu, menyebut “negara tidak boleh sembarangan menggunakan lapangan terbang yang ada di Biak untuk kegiatan militer asing,” seperti diberitakan Tempo.

Kepala Biro Humas dan Informasi Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal Frega Wenas Inkiriwang, membantah bahwa Rusia meminta kepada Indonesia agar Pulau Biak dijadikan sebagai basis pesawat-pesawat Angkatan Udara Rusia, seperti diberitakan Antara, Selasa (15/04).

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, sempat bereaksi dengan berkata “kami jelas tak ingin ada pengaruh Rusia di kawasan kami”, seperti dikutip kantor berita Reuters.

Sementara, Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, mengatakan telah mengklarifikasi hal tersebut kepada Menteri Pertahanan Indonesia, Sjafrie Sjamsoedin.

Setelah meminta klarifikasi dari Sjafrie, Richard menyampaikan bahwa permintaan Rusia soal penempatan pesawat-pesawat di Pulau Biak “tidak benar”.

Namun, seberapa strategis lokasi Biak bagi kepentingan militer? Mengapa Rusia disebut tertarik menempatkan pesawat di Biak?

Kumparannews melansir, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Gennadievich Tolchenov, menegaskan rencana kerja sama Rusia di Pulau Biak, Papua, murni berkaitan dengan eksplorasi antariksa, bukan pembangunan pangkalan militer.

Tolchenov menjelaskan kesiapan negaranya menjadi mitra teknologi bagi Indonesia jika pemerintah ingin membangun landasan peluncuran antariksa di Biak atau lokasi lain di Papua.

“Kita sudah berbicara tentang semacam landasan peluncuran antariksa. Kalau Indonesia tertarik dengan teknologi Rusia, kita siap menyediakan,” ujar Tolchenov dalam jumpa pers di kediamannya di Jakarta Selatan, Senin (28/4).

Menurutnya kerja sama ini semata-mata untuk kepentingan eksplorasi ruang angkasa damai, tak berkaitan dengan kerja sama militer.

Sejauh ini belum didapat artikel tentang sikap terakhir masyarakat Papua, akankah rencana Rusia terlaksana?. [*].

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *