Rapar DPRA tentang usulan nama pimpinan DPRA 2024-2029, di Gedung Utama DPRA, Banda Aceh, Jumat (4/10/2024) malam (Foto: Repro-Ac.com).
Acehconnect.com | Banda Aceh. — Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) menggelar Rapat Paripurna (Rapar) pada Jumat, 4 Oktober 2024 malam, dengan agenda penetapan Pimpinan DPRA definitif Periode 2024-2029. Rapar yang berlangsung di Gedung Utama DPRA itu dipimpin oleh Ketua Sementara DPRA, Zulfadli. Rapar tersebut menetapkan empat orang Pimpinan yang terdiri atas satu orang Ketua dan tiga Wakil Ketua.
“Penetapan ini telah sesuai dengan ketentuan ayat 1 huruf b UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang menyebutkan bahwa Pimpinan DPRD Provinsi terdiri dari satu orang Ketua dan tiga orang Wakil Ketua untuk DPRD beranggotakan 45-84 orang,” papar Zulfadli.
Penetapan kursi Pimpinan DPRA itu berdasarkan perolehan kursi terbanyak hasil Pemilu 2024. Di mana Partai Aceh meraih 20 kursi, Partai NasDem 10 kursi, Partai Golkar dan PKB masing-masing 9 kursi. Urutan Pimpinan dari 2 Partai yang disebut terakhir ditentukan berdasarkan selisih perolehan suara.
Adapun nama-nama keempat Pimpinan yang akan diusulkan ke Mendagri guna mendapatkan pengesahan tersebut adalah Zulfadli sebagai Ketua dari Partai Aceh, kemudian Wakil Ketua I Saifuddin Muhammad dari Partai NasDem, Wakil Ketua II Ali Basrah dari Partai Golkar, dan Wakil Ketua III Salihin dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
“Sesuai dengan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Ketua dan Wakil Ketua DPRD Provinsi disahkan dengan Keputusan Mendagri,” ujar Zulfadli, “Jadi ini tinggal di Gubernur Aceh nanti yang mengusulkan dan disampaikan ke Mendagri (untuk disahkan),” tambahnya.
Rapar yang merupakan bagian dari rangkaian proses politik di DPRA untuk mengisi posisi Pimpinan definitif setelah pelantikan Anggota Legislatif yang baru itu dihadiri oleh para Anggota Dewan, Pejabat Eksekutif, serta sejumlah Tamu Undangan lainnya. Momen itu diharapkan menjadi penanda awal konsolidasi kekuatan politik di DPRA untuk menghadapi berbagai tantangan pembangunan di Aceh selama 5 tahun mendatang. [zal].