ACEH CONNECT | BANDA ACEH – Terbentuknya seseorang menjadi preman, sejak awal telah melalui cerita yang memilukan. Ada yang dibentuk oleh lingkungan secara alami, ada pula karena dididik secara sengaja agar setelah besar menjadi sangar (mereka adalah korban) karena masih sendiri dan belum banyak preman.
Kisah yang paling memilukan dirasakan pertama kali oleh Ken Angrok, dirinya biasa disebut Ken Arok atau Sri Ranggah Rajasa atau Sri Girinathaputra. Ken Arok lahir di timur Gunung Kawi pada tahun 1182, wafat di istana Tumapel, Kutaraja pada tahun 1227.
Dalam sebuah cerita dia menjadi raja, karena keberaniannya memiliki sifat yang keras hingga tidak segan membunuh demi nafsu dan ambisinya. Bunuh dan dibunuh sudah menjadi adat pada masa itu, Ken Arok sendiri mati juga karena di bunuh.
Preman di Indonesia sedang menjadi menarik perhatian berbagai kalangan, karena negara telah terganggu oleh ulah mereka. Sehingga wacana membentuk Satgas Premanisme, sempat memunculkan perdebatan. Dikutip Aceh Connect dari berbagai sumber, Minggu 12 Mei 2025.
Tribratanews.jatim.polri.go.id, meransir pembentukan Satgas Anti Premanisasi di Blitar. Dalam rangka menjaga kondusifitas wilayah dan menciptakan iklim investasi serta dunia usaha yang aman, Polres Blitar membentuk Satuan Tugas (Satgas) Anti-Premanisme.
Pembentukan satgas ini sekaligus menandai pelaksanaan Operasi Pekat II Semeru 2025 yang menargetkan pemberantasan aksi kaum premanisme di wilayah hukum Polres Blitar.
Kapolres Blitar AKBP Arif Fazlurrahman, mengatakan, operasi ini dilaksanakan mulai tanggal 1 hingga 14 Mei 2025, sampai saat ini kegiatan secara intensif masih dilaksanakan.
Preman dibutuhkan oleh penguasa, setelah besar kadang tidak mampu dikendalikan. Akibatnya negara yang harus diwajibkan mengawalnya, dan ini terjadi secara terus menerus sejak masa Ken Arok.
Dari banyak sumber menyebutkan, Ken Arok merupakan Preman Pertama di Republik ini. Dia adalah putra dari Ken Endog dengan Raja Jenggala Sri Maharaja Jayamerta Sang Brahmaraja Girindrattama Girinatha Wiswarupakumara, seorang Raja Jenggala yang mengalahkan Raja Kertajaya Kedhiri / Panjalu.
Dalam kisah klasik Pararaton dari abad ke-16, Ken Arok diceritakan lahir dari rahim seorang petani. Dia kemudian dibuang oleh sang ibu lalu dipungut oleh seorang pencuri. Pencuri inilah yang kemudian membesarkan Ken Arok. Dikisahkan dan dikutip dari Wikipedia.
Hanya saja, sang pencuri tak membesarkan Ken Arok seperti orang tua lazimnya yang memberi pelajaran positif. Pencuri itu malah mengajarkan Ken Arok untuk mengikuti jejaknya di dunia hitam. Sebagai anak kecil, Ken Arok manut saja menyikapi perintah orang tua angkatnya.
Dari sini, dia banyak melakukan perjudian, pencurian, pembegalan, hingga bunuh-membunuh. Semua itu membuatnya berulangkali menjadi target penangkapan oleh penguasa Tumapel, Tunggul Ametung, karena resah atas perbuatan, yang dalam konteks kekinian, disebut aksi premanisme.
Semua tindakan Ken Arok sebagai jagoan, membuatnya sangat diperhitungkan. Sampai-sampai Tunggul Ametung menjadikannya sebagai orang kepercayaan. Dari sini, nama Ken Arok mulai dikenal di seantero Tumapel sebagai sosok preman menyeramkan yang mendukung jalannya kekuasaan (Penguasa).
Seperti diceritakan dalam Sejarah Nasional Indonesia (1993), popularitas besar lantas membuat Ken Arok berambisi untuk berkuasa. Caranya dengan menikahi istri Tunggal Ametung (istri sibos), Ken Dedes. Sebab Ken Arok mendapat bisikan halus, kalau menikahi perempuan tersebut maka akan menjadi penguasa Jawa.
Dari sini, dia kemudian meminta kepada Empu Gandring sebilah keris. Keris ini akan dipakai untuk membunuh Tunggul Ametung. Namun, akibat tak sabar, sikap preman Ken Arok muncul tidak terkendali. Keris yang belum jadi dipakai untuk membunuh, menyerahkan keris terlebih dahulu kepada bangsawan Tumapel, yakni Kebo Ijo untuk mengelabui pada tindakan berikutnya.
Sebab, beberapa waktu kemudian, Ken Arok membunuh Ametung menggunakan keris yang sama. Nah, pada titik ini, Ken Arok selamat karena semua orang mengira keris tersebut milik Kebo Ijo. Kebo Ijo ditangkap. Sementara Ken Arok berkat akal bulusnya sukses jadi penguasa Tumapel sejak tahun 1222.
Kelak, Tumapel disebut juga sebagai Kerajaan Singasari yang menjadikan Ken Arok sebagai raja pertamanya. Setelahnya, ambisi pria kelahiran 1182 itu tak selesai sampai di situ. Dia bernafsu menguasai seluruh wilayah Jawa Timur. Maka, dia melakukan serangan ke Kerajaan Kediri (1042-1222).
Singkat cerita, serangan berhasil. Kerajaan Kediri runtuh dan wilayah kekuasaan Ken Arok meluas. Dan menjadikannya sebagai penguasa wilayah Jawa Timur pada awal abad ke-13. Kitab Pararaton menyatakan pemerintahan Ken Arok yang dahulu preman atau jagoan Jawa Kuno berlangsung selama 20 tahun lebih, yakni sejak tahun 1222 hingga 1247 Masehi.
Kehidupan Ken Arok sendiri baru berakhir konon pada 1247 M. Ini terjadi usai dia dibunuh orang suruhan Anusapati, yang merupakan anak kandung dari orang yang pernah Arok bunuh, yakni Tunggul Ametung. Jadi, Anusapati melakukan balas dendam dan dia pun berhasil menjadi raja seperti ayahnya. [*].