Gas Andaman, Ancaman atau Harapan?

Kementerian ESDM berencana membangun kilang Liquefield Natural Gas (LNG), di sekitar Aceh.

Banda Aceh, Acehconnect.com. Setelah kabar penemuan gas raksasa di lepas pantai Andaman, berbagai spekulasi muncul kembali di dalam kelompok masyarakat Aceh. Dari beberapa group WA yang sempat dipantau, sebagian masyarakat Aceh merasa senang dengan penemuan tersebut karena kemungkinan ekonomi aceh akan tumbuh kembali.

Di sisi lain ada sebagian masyarakat merasa cemas, karena setiap ada eksplorasi sumber daya alam ada saja pihak yang membuat situasi daerah yang sedang nyaman menjadi gaduh. Munculnya ketimpangan sosial yang rentan antara kesempatan dan kesempitan, pemberdayaan sdm lokal berbanding terbalik dengan berjubelnya sdm dari luar.

Kota Lhokseumawe dahulu sejak pembangunan lapangan LNG Arun, kota ini dijuluki kota Petro Dollar. Kini Kota Lhokseumawe, tampak sepi dan kegiatan ekonomi seakan mati.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan rencana Kementerian ESDM membangun kilang Liquefied Natural Gas (LNG) baru di sekitaran Aceh.

Rencana ini diungkapkan sebagai antisipasi terhadap potensi pasokan gas berlebih pasca penemuan gas raksasa di Laut Andaman, lepas pantai Aceh. Hal tersebut ia ungkapkan di Kementerian ESDM, Jumat (05/01/2024). Dikutip media ini dari Laman Menteri ESDM, Sabtu 6 Januari 2023.

“(Potensi) 11 triliun kaki kubik kan gede kita pikir juga untuk bangun LNG di sana,” ungkapnya.

Menurutnya, fasilitas kilang LNG Arun yang ada saat ini di Aceh tidak dapat menampung potensi gas yang begitu besar.

“(Fasilitas kilang LNG Arun) kan sudah ‘busuk’ semua, kayaknya nggak bisa dipakai itu,” katanya.

Harbour Energy dan Mubadala Energy berhasil mengidentifikasi temuan potensi gas signifikan di Andaman II dan South Andaman di Laut Andaman, lepas pantai Aceh.

Anak usaha Harbour Energy, Premier Oil melaporkan penemuan tambahan sumber daya kontingen 80 juta barel setara minyak (MMboe) dan potensi gas (multi-TCF play) yang signifikan di Wilayah Kerja (WK) Andaman II pada 2022. Kementerian ESDM memperkirakan potensi sumber daya gas di blok migas itu berkisar antara 5 triliun kaki kubik (Tcf) hingga 6 Tcf.

Selain itu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Mubadala Energy berhasil menemukan gas dari sumur Eksplorasi Layaran-1 Blok South Andaman yang berjarak sekitar 100 kilometer lepas pantai Sumatra bagian utara.

Sumur yang berhasil ditemukan tersebut menghasilkan kolom gas dengan luas lebih dari 230 meter di reservoir sandstone oligocene. Akuisisi data lengkap mencakup wireline, coring, sampling, dan production test (DST). Hasilnya, sumur berhasil mengalirkan gas berkualitas sangat baik dengan kapasitas mencapai 30 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).

Sebagai langkah lebih lanjut, Kementerian ESDM sedang mempercepat pengerjaan transmisi pipa gas bumi lanjutan ruas Dumai-Sei Mangke di Sumatera bagian utara.

Proyek ini direncanakan akan dibiayai sepenuhnya melalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dengan skema kontrak tahun jamak atau multi years contract.

Infrastruktur pipa gas ini diharapkan dapat menghubungkan Jawa Timur hingga Sumatera Utara, dengan rencana pembangunan dimulai tahun ini dan harus selesai pada 2027.

“Tahun ini kita mulai, 2027 harus sudah selesai itu Dumai-Sei Mangke 400 kilometer lagi, kalau ada gas itu, selain untuk pupuk dan petrokimia di Lhokseumawe kita tarik juga ke bawah,” pungkasnya.

Jika ini terwujud, tentu masyarakat berharap adanya keadilan sosial dan kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal yang lebih besar. Kata Akhyar warga asli Lhokseumawe di Banda Aceh, Sabtu 6 Januari 2024 kepada media ini. [Am].

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *