Solidaritas Perempuan Aceh: Rumoh Geudong Harus Jadi Sarana Memorialisasi Bagi Generasi Selanjutnya
Banda Aceh, (AC) – Pada 20 Juni 2023 lalu, bangunan Rumoh Geudong telah dibongkar dan hanya tersisa tangga semen sebanyak lima anak tangga serta batu besar disampingnya.
Pembongkaran tersebut dilakukan oleh tim pemerintahan Kabupaten Pidie jelang kedatangan Presiden RI Joko Widodo untuk persiapan kick-off Pelaksanaan Rekomendasi Tim Pemantau Pelaksanaan Rekomendasi Penyelesaian Non-yudisial Pelanggaran HAM yang berat (PKPHAM) di lokasi Rumoh Geudong, Pidie.
Solidaritas perempuan (SP) Aceh menyesali atas sikap pemerintah Pidie meratakan Rumoh Geudong sebagai bentuk penghilangan memorialisasi pelanggaran HAM berat masa lalu. Pembongkaran Rumoh Geudong merupakan upaya penghilangan bukti serta penghapusan sejarah rakyat Aceh atas konflik yang terjadi di Aceh sejak tahun 1976-2005.
Yeni Hartini selaku Koordinator Program Solidaritas Perempuan (SP) Aceh sangat menyesali langkah pemerintah untuk meratakan bangunan yang merupakan lokasi terjadinya pelanggaran HAM berat masa lalu tersebut.
“Sangat disesalkan tindakan penghancuran Rumoh Geudong, maka tidak menutup kemungkinan saksi-saksi pelanggaran HAM nantinya bisa dimusnahkan secara perlahan”
“Dan kita juga menyadari bahwa sebagian dari korban kekerasan, penyiksaan dan pemerkosaan di Rumoh Geudong adalah perempuan, sehingga seharusnya ini menjadi sejarah kelam yang harus selalu diingat agar hal seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi.
Kita Bersama harus menyuarakan agar segala bentuk kekerasan masa lalu terutama terhadap perempuan tidak terulang lagi”
Yeni menambahkan bahwa seharusnya lokasi bangunan Rumoh Geudong menjadi memorialisasi di Aceh sebagai salah satu pembelajaran bagi generasi muda kedepan.(Ril/m)
Koordinator program sp aceh
085358609663